BY - ANDRIK SUGIARTO

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Monday, July 27, 2009

Homeschooling Lebih Fokus

0 comments

Kendati sering tampil dengan seragam putih abu-abu di berbagi sinetron, aktsis remaja, Nia Ramadhani, ternyata lebih memilih jalur pendidikan homeschooling atau sekolah rumah. Dia memiliki sejumlah alasan untuk menjadi seorang homeschooler.

Pertama, Nia terus terang menilai arah pendidikan formal cenderung kurang jelas. Siswa-siswi, kata dia, sering dijejali berbagai mata pelajaran yang belum tentu sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga terkesan ada pemaksaan. Adapun di sekolah rumah, Nia mengatakan pelajarannya lebih fokus karena siswa boleh memilih.

Tentu saja pelajaran-pelajaran wajib yang akan diujikan dalam ujian kesetaraan dipilih Nia, tapi selebihnya dia memilih sendiri dengan kadar yang sesuai kebutuhan. ''Untuk pelajaran yang sesuai dengan bakatku, aku minta lebih diperbanyak pertemuannya, sehingga memang benar-benar untuk mengembangkan bakat dan minat,'' tuturnya.

Kedua, Nia menilai sekolah rumah lebih cocok dengan profesi yang digelutinya saat ini. Itu karena sekolah rumah punya waktu yang fleksibel, bisa diatur sesuai kebutuhan. ''Saya kan sangat sibuk. Terkadang saya banyak berada di lokasi syuting. Kalau sekolah di SMU, sangat susah dan mungkin tidak bisa mengikui pelajaran di sekolah. Kalau homeschooling, waktunya saya yang ngatur,'' ujarnya.

Untuk bersekolah rumah, Nia mendatangkan enam guru ke rumahnya. Mereka mengajar Matematika, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Keenam guru itu dinilainya sudah cukup. ''Saya juga tidak mengikuti les di luar. Saya kira belajar di rumah sudah cukup,'' katanya.

Karena memboyong enam guru sekaligus, Nia harus merogoh kocek lebih dalam untuk membiayainya. Nia tak menyebut jumlah nominal uang yang dikeluarkannya dengan alasan semuanya diatur ibunya. Tapi dia mengakui besarannya melampaui lembaga pendidikan formal. ''Tapi itu tak masalah bagi saya karena hasil yang saya dapat lebih bagus dibanding belajar di sekolah formal,'' katanya.

Di sekolah rumah, Nia saat ini duduk di level setingkat kelas III SMU dan sebentar lagi mengikuti ujian kesetaraan Paket C untuk mendapatkan ijazah. juw

Nur Hamdi: Saya Ingin Sekolah di Rumah

Saat lulus TK Ndasari Budi, Krapyak, Yogyakarta, tahun 2001 lalu, Nur Hamdi ditanya seorang temannya hendak lanjut ke SD mana. Dan dia menjawab, ''Saya tidak mau ke SD. Saya mau sekolah di rumah. Gurunya Kak Wees.'' Sejak itu sampai kini, saat usianya 11 tahun, Nur Hamdi melakoni sekolah rumah. Gurunya yang dia sebut Kak Wees tak lain adalah ayahnya, Wees Ibnu Sayy yang dikenal sebagai pendongeng. Dan dia sangat menikmatinya karena lebih merdeka, tak banyak beban seperti lazimnya anak sekolah, dan tak bertemu guru yang otoriter.

Nur Hamdi mengaku mengamati banyak orang sekolahan yang setelah selesai tak menghasilkan apa-apa. Sementara dia, dalam usianya yang masih belia, sudah membuat puisi, skenario film, foto, hingga film dokumenter. Sekolah rumah memungkinkan Nur Hamdi punya banyak waktu mempelajari masalah kebudayaan. ''Kalau anak yang sekolah, dia harus mengerjakan 'pekerjaan sekolah', sehingga budayanya sendiri pun dia tidak tahu,'' katanya.

Sejak berusia delapan tahun, Nur Hamdi sudah menulis puisi dan cerita pendek. Karya puisinya pun terbilang berisi dan menyentuh. Tengok saja salah satu bait puisi yang ditulis Nur Hamdi karena sulit khusyuk dalam shalat: Aku ingin mencintai-Mu/Aku ingin mencintai-Mu sedalam-dalam hatiku/Aku tak ingin lepas dari-Mu/Namun tak mudah mencintai-Mu/Aku tak ingin putus asa mencintai-Mu/Penuh rintangan yang kuhadapi/Aku ingin mencintai-Mu sedalam-dalamnya...

Sudah 37 puisi dan cerpen yang ditulis Nur Hamdi. Dia juga punya 600 koleksi foto hasil jepretan sendiri. Kini, Nur Hamdi tengah menyiapkan skenario film berjudul ''Kali Kecil'. Pada April-Mei 2007 ini, Wees Ibnu Sayy, mengatakan Nur Hamdi akan meluncurkan buku, film, dan menggelar pameran foto.

Sumber: Republika

0 comments:

Post a Comment

 
free counters
Add to Google